PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK TERHADAP
MOTIVASI GURU
DALAM MENYUSUN RENCANA
PELAKSANAAN PENGAJARAN
SUPA’AT
Kepala SMP Negeri 4 Bantan, Bengkalis
Email : supangat98@yahoo.co.id
Abstrak
Keberhasilan
seorang guru dalam menjalankan tugasnya dapat ditinjau dari segi proses dan segi hasil. Dari segi proses guru
dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan sebagian besar peserta didik secara
aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran. Sedangkan dari
segi hasil, guru dikatakan berhasil apabila pembelajaran yang diberikan mampu mengubah perilaku sebagian besar
peserta didik kearah penguasaan kompetensi
dasar yang lebih baik. Keberhasilan dari segi proses maupun dari segi
hasil yang diperoleh oleh guru tidak terlepas dari kemampuan dan motivasi guru
dalam menyusun perencanaann, maupun
pelaksanaan dikelas.
Selama
ini motivasi guru di SMP Negeri 4 Bantan dalam membuat rencana pelaksanaan
pengajaran ( RPP ) masih kurang. Dari jumlah guru yang ada,
persentase guru yang membuat
RPPbaru sekitar 41,2% . Rendahnya motivasi guru dalam membuat RPP salah satu penyebabnya adalah kurangnya
pemantauan langsung terhadap pelaksanaan pengajaran ( supervisi akademis)
Untuk
mengatasi hal ini kepala sekolah melakukan tindakan supervisi terhadap proses
pelaksanan pengajara. Hasilnya setelah
dilakukan tindakan selama 2 siklus persentase
jumlah guru yang membuat RPP sebesar 80,8% atau meningkat sebesar 51 % dari sebelum tindakan.
Kata Kunci :
Supervisi akademik, motivasi guru dan rencana pelaksanaan pengajaran
I.
PENDAHULUAN
Salah satu
tantangan dunia pendidikan di negara kita saat ini adalah rendahnya sumber daya
manusia. Dari tingkat pembangunan manusia tahun 2005, menempatkan Indonesia
pada urutan 110,dari Negara-negara di
dunia di bawah Vietnam ( 108 ), Thailand ( 71 ), Malaysia ( 61 ) dan Singapura
( 25 ). Khusus untuk mata pelajaran Sain
dan Matematika menurut TIMSS ( The Third International Matematic and Science
Studiy ) tahun 2000 menempatkan Indonesia pada urutan ke-34 dibawah Singapura, Malaysia dan Thailand. Amanat dari
PP No 19 Tahun 2005,bahwa kurikulum secara diversikasi oleh satuan pendidikan (
KTSP ) yang mengacu pada delapan standar nasional pendidikan yang disusun oleh
BSNP. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum yang disusun oleh sekolah ( KTSP )
merupakan tantangan besar bagi sekolah. Pengalaman Implementasi kurikulum 2004
menunjukkan bahwa secara umum sekolah tidak mudah untuk mengambil inisiatif
dalam mengembangkan kurikulum. Kondisi dilapangan banyaknya variasi dalam
pengembangan kurikulum. Dari segi guru rasio jumlah guru terhadap jumlah murid
lebih baik dibandingkan beberapa Negara asia, yakni rata-rata ( 1 : 20 ),
sedangkan Singapura dan Vietnam ( 1:25 ), Korea ( 1:31 ) dan Philipina ( 1:35 ).
Meskipun secara rata-rata jumlah guru banyak, namun motivasi guru untuk bekerja secara profesional belum dapat mengimbangi perkembangan dunia dewasa ini
Kurangnya mendapat penghargaan baik dari
segi penghasilan maupun dari segi
starata sosial yang akhirnya dapat mengurangi semangat atau motivasi
guru dalam menjalankan tugasnya disekolah. Keberhasilan seorang guru dalam
menjalankan tugasnya dapat ditinjau dari dua segi, yaitu dari segi
proses dan segi hasil. Dari segi proses guru dikatakan berhasil apabila mampu
melibatkan sebagian besar peserta didik secara aktif, baik fisik, mental maupun
sosial dalam proses pembelajaran. Sedangkan dari segi hasil, guru dikatakan berhasil apabila pembelajaran
yang diberikan mampu mengubah perilaku
sebagian besar peserta didik kearah penguasaan kompetensi dasar yang lebih baik. Keberhasilan dari segi proses maupun dari segi
hasil yang diperoleh oleh guru tidak terlepas dari kemampuan dan motivasi guru
dalam menyusun program perencanaan,
maupun pelaksanaan dikelas.
Menurut (Maslow dalam Uno) motivasi seseorang akan timbul salah
satunya disebabkan adanya penghargaan dari orang lain. Sedangkan motivasi itu
sendiri menurut Clark (1988) dapat menyebabkan terjadinya suatu perubahan
energi yang ada pada diri manusia, baik yang menyangkut kejiwaan,perasaan dan
emosi untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.
Kegiatan workshop, MGMP dan
pertemuan–pertemuan rutin yang dilakukan oleh guru untuk membahas cara membuat
program pengajaran, khususnya membuat RPP belum sepenuhnya dapat memotivasi
guru untuk membuat RPP, Kenyataannya di SMP Negeri 4 Bantan memiliki 17 orang guru, terdiri 13 orang guru PNS dan 4
orang guru honor. Dari 17 orang guru tersebut, sewaktu mengajar sebagian besarnya belum membuat atau
menggunakan rencana pelaksanaan
pengajaran ( RPP ) secara baik. Jumlah
guru yang membuat rencana pelaksanaan pengajaran RPP ada 7 orang ( 41,
22 %), dan jumah rencana pelaksanaan pengajaran ( RPP ) sampai akhir tahun
pelajaran sebanyak 115 buah ( 29,8%).
Salah satu upaya yang dilakukan oleh
kepala sekolah untuk meningkatkan
motivasi guru dalam membuat rencana pelaksanaan pengajaran ( RPP ) adalah
melalui supervisi akademik. Sesuai
dengan tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan motivasi guru dalam membuat rencana pelaksanaan
pengajaran ( RPP ) melalui supervisi akademis
II. PEMBAHASAN.
Motivasi merupakan kemauan (willingness)
untuk mengerjakan sesuatu (Robbins dalam Uno). Kemauan tersebut tampak pada
usaha seseorang untuk mengerjakan sesuatu. Seseorang yang memiliki motivasi
tinggi akan lebih keras berusaha daripada seseorang yang memiliki motivasi
rendah. Tetapi motivasi bukanlah perilaku. Ia merupakan proses internal
yang kompleks (Huse dan Bowditch dalam
Uno ) yang tidak bisa diamati secara langsung, melainkan bisa dipahami melalui kerasnya usaha seseorang dalam
mengerjakan sesuatu. Motivasi merupakan bagian dalam (innerstate)
pribadi seseorang yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan tertentu dengan
cara tertentu ( Ceto dalam Uno ). Sedangkan
yang dimaksud dengan motivasi guru adalah kemauan guru untuk mengerjakan
tugas-tugasnya .Hal demikian ini juga ditegaskan oleh ( Hoy dan Miskel Uno ).
Motivasi seorang guru bisa tinggi bisa rendah. Tinggi rendahnya motivasi kerja
seorang guru sangat mempengaruhi performansinya dalam mengerjakan
tugas-tugasnya
Tujuan supervisi akademik adalah membantu guru
mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang dicanangkan bagi
murid-muridnya (Glickman, dalam Suliyan ). Melalui supervisi akademik
diharapkan kualitas akademik yang dilakukan oleh guru semakin meningkat
(Neagley, dalam Suliyan ). Pengembangan kemampuan dalam konteks ini janganlah
ditafsirkan secara sempit, semata-mata ditekankan pada peningkatan pengetahuan
dan keterampilan mengajar guru, melainkan juga pada peningkatan komitmen (commitmen)
atau kemauan (willingness) atau motivasi (motivation) guru,
Keberhasilan dalam menyampaikan materi pelajaran tidak terlepas dari kemampuan dan motivasi
guru dalam menyusun rencana pelaksanaan
pengajaran ( RPP ). Untuk mengembangkan proses pembelajaran yang baik, perlu
dilakukan supervisi akademik. (Neagley, dalam
Suliyan). Lokasi penelitian tindakan sekolah ini adalah SMP Negeri 4
Bantan, Sebagai Subyek penelitiannya adalah guru di SMP Negeri 4 Bantan .
Deskripsi
perencanaan tindakan
Melihat dari
masalah yang tercantum pada permasalahan ini, deskripsi perencanaan tindakan
yang dilaksanakan adalah :
1.
Mengadakan
pertemuan sesama guru untuk membahas cara membuat program
pengajaran yang dipandu oleh seorang guru senior / wakil urusan kurikulum yang
dilaksanakan pada awal tahun pelajaran.
2.
Mengidentifikasi
jumlah RPP yang idiel harus dibuat oleh guru.
3.
Melaksanakan
supervisi kedalam kelas oleh kepala sekolah atau dibantu oleh wakil kuriklum.
4.
Memberikan
surat keterangan di akhir semester kepada guru yang sudah membuat rencana
pelaksanaan pengajaran. Bagi guru yang
belum siap menyelesaikan program pengajarannya belum diberikan surat
keterangannya sampai yang bersangkutan menyelesaikan rencana pelaksanaan
pengajaran ( RPP ).
Tahapan Operasional
1.
Semua
guru dibimbing dan diarahkan untuk
membuat program pengajaran yang meliputi program tahunan, program semester,
silabus, RPP
2.
Membuat
jadwal supervisi akademik terhadap semua guru yang mengajar dikelas.
3.
Melaksanakan
supervisi terhadap pelaksanaan pengajaran dikelas secara rutin, serta memeriksa
rencana pelaksanaan pengajaran ( RPP ) terhadap guru yang disupervisi.
4.
Mengadakan
konsultasi pembinaan terhadap guru yang
telah disupervisi untuk penyempurnaan pengajaran.
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilakukan melalui dua siklus, dan
masing masing siklus melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi. Tahapan kegiatan pada siklus I adalah : Perencanaan, setelah peneliti mengamati masih rendahnya motivasi guru
dalam membuat rencana pelaksanaan pengajaran ( RPP ) sewaktu mau mengajar
dikelas, maka peneliti membuat suatu perencanaan dalam bentuk supervisi
akademis. Selama proses perencanaan peneliti melakukan beberapa tindakan, yaitu
:
1.
Mengadakan rapat majlis guru yang membahas masalah
tentang , masih rendahnya persentase
guru yang membuat rencana pelaksanaan pengajaran ( RPP ), serta program yang
akan dilakukan oleh peneliti tentang supervisi dikelas
2.
Semua guru dibimbing dalam membuat program pengajaran
dengan berpedoman pada kalender pendidikan dan standar isi
3.
Melalui rapat majlis guru, peneliti menyampaikan aspek-aspek yang akan diamati
selama proses supervisi dan mengecek
kesiapan masing-masing guru untuk dilakukan supervisi.
4.
Peneliti membuat jadwal supervisi berdasarkan kesepakatan
dari semua guru yang akan disupervisi.
5.
Pelaksanaan supervisi
siklus I dilakukan pada bulan September 2010 untuk 8 orang guru. Sedangkan untuk guru
yang belum disupervisi, dilakukan pemeriksaan terhadap rencana pelaksanaan
pengajaran ( RPP ) yang disusun oleh masing –masing guru
Langkah
selanjutnya setelah perencanaan, adalah
pelaksanaan supervisi akademis. Bersama dengan guru peneliti masuk kelas sesuai
dengan jadwal yang telah disepakati untuk mengamati proses pengajaran. Selain
mengamati proses pengajaran, peneliti juga memeriksa rencana pelaksanaan
pengajaran ( RPP ) yang telah dibuat oleh guru. Setelah selesai proses
pengajaran, peneliti mengajak guru yang
disupervisi untuk membahas tentang
pelaksanaan pengajaran yang sudah dikalukan.
Observasi, Setelah
dikalukan supervisi untuk 8 orang guru, peneliti melakukan observasi terhadap
hasil pelaksanaan supervisi. Sedangkan untuk guru yang belum disupervisi ,
dilakukan observasi terhadap rencana pelaksanaan pengajaran ( RPP ) yang telah
disusunnya. Dari 17 orang guru, ada 10 orang guru yang belum membuat rencana
pelaksanaan pengajaran ( RPP ) sewaktu mengajar. Sedangkan banyaknya rencana pelaksanaan
pengajaran ( RPP ) yang telah disusun 100 buah dari 386 buah rencana
pelaksanaan pengajaran ( RPP ) yang harus disusun pada semester I tahun pelajaran 2010/2011
Refleksi,
Pada rapat majlis guru pada akhir bulan
September, peneliti menyampaikan kondisi dari hasil observasi terhadap
pelakanaan supervisi yang telah dilakukan. Masing-masing guru diberikan
kesempatan untuk menyampaikan permasalahan permasalahan sehubungan dengan
pelaksanaan supervisi. Dari tanggapan guru, masih sedikitnya rencana
pelaksanaan pengajaran ( RPP ) yang
telah disusun, disebabkan oleh pengaruh waktu, dan keterbatasan kemampuan untuk menulis dengan komputer. Selain itu guru juga
belum terbiasa disupervisi, dan
pelaksanaan supervisi sebaiknya dilakukan pada waktu pagi hari.
Hasil refleksi dari siklus I dijadikan acuan untuk
penyusunan perencanaan pada siklus II. Perencanaan pada siklus II adalah :
1.
Guru yang akan disupervisi terlebih dahulu dibimbing dan
ditanyakan kesiapannya untuk disupervisi
2.
Pelaksanaan supervisi
siklus II dilakukan pada bulan Oktober
2010 untuk 8 orang guru. Sedangkan untuk guru yang tidak disupervisi
pada siklus II, di periksa masing-masing
rencana pelaksanaan pengajaran ( RPP ) yang telah disusunnya
3.
Pelaksanaan Seperti
pada siklus I, pelaksanaan supervisi dilakukan oleh peneliti. Bersama guru peneliti masuk kelas sesuai dengan jadwal
yang telah disepakati untuk mengamati proses pengajaran. Selain mengamati
proses pengajaran, peneliti juga memeriksa rencana pelaksanaan pengajaran ( RPP
) yang telah dibuat oleh guru yang disupervisi. Setelah selesai proses
pengajaran, peneliti mengajak guru yang
disupervisi untuk membahas tentang
pelaksanaan pengajaran yang sudah dikalukan.
4.
Observasi Setelah dikalukan supervisi untuk 8 orang guru,
peneliti melakukan observasi terhadap hasil pelaksanaan supervisi, dan
observasi terhadap rencana pelaksanaan pengajaran ( RPP ) yang telah
disusunnya. Dari 17 orang guru, hanya 1 orang yang belum memiliki rencana pengajaran sewaktu mengajar. Sedangkan jumlah rencana pelaksanaan pengajaran ( RPP ) yang telah
disusun untuk satu semester sudah mencapai 312 buah ( 80,8%).
5. Refleksi Pada rapat majlis guru pada pertengahan
bulan Oktober , peneliti menyampaikan
kondisi dari hasil observasi terhadap pelakanaan supervisi yang telah
dilakukan. Masing-masing guru diberikan kesempatan untuk menyampaikan
permasalahan permasalahan sehubungan dengan pelaksanaan supervisi. Adanya RPP
yang belum dibuat oleh guru akan disiapkan semuanya sampai awal November 2010 (
sebelum pelaksanaan ujian semester )
Setelah
dilakukan supervisi terhadap guru selama dua siklus, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Guru dapat menyelesaikan tugas pokoknya
dengan baik. Apa yang
dilakukan didalam kelas telah direncanakan RPP. Sehingga berdampak positif terhadap ketuntasan
belajar , target pencapaian kurikulum
dan mutu pendidikan.
2. Guru termotivasi untuk membuat rencana
pelaksanaan pengajaran, karena apa yang dikerjakan diperhatikan dan dihargai
oleh orang lain. Hal ini dapat dilihat dari
perbandingan jumlah guru yang membuat
RPP, sebelum dan sesudah dilakukan supervisi . Perbandingan jumlah guru
maupun jumlah RPP yang telah dibuat sebelum dan sesudah dilakukan
supervisi dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel
perbandingan jumlah guru dan jumlah RPP sebelum dan sesudah supervisi:
|
Guru yang membuat RPP
|
RPP Yang telah dibuat
|
||
Jumlah
( orang )
|
Persentase
( % )
|
Jumlah
( RPP )
|
Persentase
( % )
|
|
Sebelum dilakukan supervisi
|
7
|
41,2
|
115
|
29,8
|
Setelah dilakukan supervisi
|
16
|
94,1
|
312
|
80,8
|
Sesuai dengan salah satu tujuan dari
supervisi yaitu bertujuan
untuk meningkatkan kemauan (willingness)
atau motivasi (motivation) guru dalam mengajar, dan menyiapkan perangkat
mengajar dalam hal ini RPP,maka dari tabel diatas terlihat perbandingan jumlah guru yang membuat RPP sebelum
dan sesudah supervisi.
Jika dipersentasekan jumlah guru yang membuat RPP secara keseluruhan sebelum dilakukan supervisi
41,2% , sedangkan jumlah guru RPP setelah dilakukan supervisi 94,1%. Terjadi
kenaikan persentase guru yang membuat RPP sebesar 52%. Sedangkan persentase jumlah RPP yang telah dibuat oleh guru sebelum
dilakukan supervisi untuk 1 ( satu semester )
adalah 29,8% dan setelah dilakukan supervisi 80,8%. Terjadi kenaikan
persentase jumlah RPP sebesar 51%.
III. SESIMPULAN
Setelah dilakukan supervisi akademis , guru
memiliki motivasi untuk membuat rencana pelaksanaan pengajaran ( RPP ) dalam
mengajar.Hal ini dapat dilihat dari perbandingan persentase jumlah guru yang
membuat RPP maupun jumlah RPP yang telah dibuat
sebelum dan sesudah dilakukan supervisi.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjendikdasmen.2009.
Arah Pengembangan Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah: Jakarta
Mulyasa, 2010,.Menjadi
Guru Profesional, Bandung, Rosda
Permen Nomor 41 Tahun 2007, tentang Standar Proses Pelaksanaan
Pembelajaran, Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional.
Rooijakkers, 1991, Mengajar
dengan Sukses,
Jakarta,Gramedia
Sullivan, S
& Glanz, J. 2005. Supervision that
Improves Teaching Strategies and Techniques. Thousand Oaks, California:
Corwin Press.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta,
Departemen Pendidikan Nasional.
Uno, B, Hamzah, 2010,Teori Motivasi dan
Pengukurannya,Jakarta , Bumi
Aksara,
Wiles, J. dan J. Bondi. 1986. Supervision: A Guide to Practice .
Second Edition. Columbus: Charles E. Merrill Publishing Company
Tidak ada komentar:
Posting Komentar