Sabtu, 01 Oktober 2011

ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK TERHADAP MOTIVASI GURU
DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PENGAJARAN
SUPA’AT
Kepala SMP Negeri 4 Bantan, Bengkalis
Abstrak
Keberhasilan seorang guru dalam menjalankan tugasnya dapat ditinjau dari segi  proses dan segi hasil. Dari segi proses guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan sebagian besar peserta didik secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran. Sedangkan dari segi hasil, guru dikatakan berhasil apabila pembelajaran yang diberikan  mampu mengubah perilaku sebagian besar peserta didik kearah penguasaan kompetensi  dasar yang lebih baik. Keberhasilan dari segi proses maupun dari segi hasil yang diperoleh oleh guru tidak terlepas dari kemampuan dan motivasi guru dalam menyusun  perencanaann, maupun pelaksanaan dikelas.
Selama ini motivasi guru di SMP Negeri 4 Bantan dalam membuat rencana pelaksanaan pengajaran ( RPP ) masih kurang. Dari jumlah  guru yang ada,  persentase  guru yang membuat RPPbaru sekitar 41,2% . Rendahnya motivasi guru dalam membuat RPP  salah satu penyebabnya adalah kurangnya pemantauan langsung terhadap pelaksanaan pengajaran ( supervisi akademis)
Untuk mengatasi hal ini kepala sekolah melakukan tindakan supervisi terhadap proses pelaksanan pengajara.  Hasilnya setelah dilakukan tindakan selama 2 siklus  persentase  jumlah guru yang membuat RPP  sebesar 80,8%  atau meningkat sebesar   51 % dari sebelum tindakan.
Kata Kunci : Supervisi akademik, motivasi guru dan rencana pelaksanaan pengajaran
I.     PENDAHULUAN
Salah satu tantangan dunia pendidikan di negara kita saat ini adalah rendahnya sumber daya manusia. Dari tingkat pembangunan manusia tahun 2005, menempatkan Indonesia pada urutan 110,dari  Negara-negara di dunia di bawah Vietnam ( 108 ), Thailand ( 71 ), Malaysia ( 61 ) dan Singapura ( 25 ). Khusus untuk  mata pelajaran Sain dan Matematika menurut TIMSS ( The Third International Matematic and Science Studiy ) tahun 2000 menempatkan Indonesia pada urutan ke-34 dibawah  Singapura, Malaysia dan Thailand. Amanat dari PP No 19 Tahun 2005,bahwa kurikulum secara diversikasi oleh satuan pendidikan ( KTSP ) yang mengacu pada delapan standar nasional pendidikan yang disusun oleh BSNP. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum yang disusun oleh sekolah ( KTSP ) merupakan tantangan besar bagi sekolah. Pengalaman Implementasi kurikulum 2004 menunjukkan bahwa secara umum sekolah tidak mudah untuk mengambil inisiatif dalam mengembangkan kurikulum. Kondisi dilapangan banyaknya variasi dalam pengembangan kurikulum. Dari segi guru rasio jumlah guru terhadap jumlah murid lebih baik dibandingkan beberapa Negara asia, yakni rata-rata ( 1 : 20 ), sedangkan Singapura dan Vietnam ( 1:25 ), Korea ( 1:31 ) dan Philipina ( 1:35 ). Meskipun secara rata-rata jumlah guru banyak, namun motivasi guru untuk bekerja secara  profesional belum dapat mengimbangi  perkembangan dunia  dewasa ini
Kurangnya mendapat penghargaan baik dari segi penghasilan maupun dari segi  starata sosial yang akhirnya dapat mengurangi semangat atau motivasi guru dalam menjalankan tugasnya disekolah. Keberhasilan seorang guru dalam menjalankan tugasnya dapat ditinjau dari dua segi, yaitu dari segi  proses dan segi hasil. Dari segi proses guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan sebagian besar peserta didik secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran. Sedangkan dari segi hasil, guru dikatakan berhasil apabila pembelajaran yang diberikan  mampu mengubah perilaku sebagian besar peserta didik kearah penguasaan kompetensi  dasar yang lebih baik. Keberhasilan dari segi proses maupun dari segi hasil yang diperoleh oleh guru tidak terlepas dari kemampuan dan motivasi guru dalam menyusun  program perencanaan, maupun pelaksanaan dikelas.
Menurut (Maslow dalam Uno) motivasi seseorang akan timbul salah satunya disebabkan adanya penghargaan dari orang lain. Sedangkan motivasi itu sendiri menurut Clark (1988) dapat menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, baik yang menyangkut kejiwaan,perasaan dan emosi untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.
Kegiatan workshop, MGMP dan pertemuan–pertemuan rutin yang dilakukan oleh guru untuk membahas cara membuat program pengajaran, khususnya membuat RPP belum sepenuhnya dapat memotivasi guru untuk membuat RPP, Kenyataannya di SMP Negeri 4 Bantan memiliki 17  orang guru, terdiri 13 orang guru PNS dan 4 orang guru honor. Dari 17 orang guru tersebut, sewaktu mengajar  sebagian besarnya belum membuat atau menggunakan  rencana pelaksanaan pengajaran ( RPP )  secara  baik. Jumlah  guru yang membuat rencana pelaksanaan pengajaran RPP ada 7 orang ( 41, 22 %), dan jumah rencana pelaksanaan pengajaran ( RPP ) sampai akhir tahun pelajaran  sebanyak 115 buah ( 29,8%).
Salah satu upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk  meningkatkan motivasi guru dalam membuat   rencana pelaksanaan pengajaran ( RPP ) adalah melalui  supervisi akademik. Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan motivasi  guru dalam membuat rencana pelaksanaan pengajaran           ( RPP )  melalui supervisi akademis
II.  PEMBAHASAN.
Motivasi merupakan kemauan (willingness) untuk mengerjakan sesuatu (Robbins dalam Uno). Kemauan tersebut tampak pada usaha seseorang untuk mengerjakan sesuatu. Seseorang yang memiliki motivasi tinggi akan lebih keras berusaha daripada seseorang yang memiliki motivasi rendah. Tetapi motivasi bukanlah perilaku. Ia merupakan proses internal yang kompleks (Huse dan Bowditch dalam Uno ) yang tidak bisa diamati secara langsung, melainkan bisa dipahami melalui kerasnya usaha seseorang dalam mengerjakan sesuatu. Motivasi merupakan bagian dalam (innerstate) pribadi seseorang yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan tertentu dengan cara tertentu ( Ceto dalam Uno ). Sedangkan yang dimaksud dengan motivasi guru adalah kemauan guru untuk mengerjakan tugas-tugasnya .Hal demikian ini juga ditegaskan oleh ( Hoy dan Miskel Uno ). Motivasi seorang guru bisa tinggi bisa rendah. Tinggi rendahnya motivasi kerja seorang guru sangat mempengaruhi performansinya dalam mengerjakan tugas-tugasnya
            Tujuan supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang dicanangkan bagi murid-muridnya (Glickman, dalam Suliyan ). Melalui supervisi akademik diharapkan kualitas akademik yang dilakukan oleh guru semakin meningkat (Neagley, dalam Suliyan ). Pengembangan kemampuan dalam konteks ini janganlah ditafsirkan secara sempit, semata-mata ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, melainkan juga pada peningkatan komitmen (commitmen) atau kemauan (willingness) atau motivasi (motivation) guru,
Keberhasilan dalam menyampaikan materi pelajaran  tidak terlepas dari kemampuan dan motivasi guru dalam menyusun  rencana pelaksanaan pengajaran ( RPP ). Untuk mengembangkan proses pembelajaran yang baik, perlu dilakukan  supervisi akademik. (Neagley, dalam Suliyan). Lokasi penelitian tindakan sekolah ini adalah SMP Negeri 4 Bantan, Sebagai Subyek penelitiannya adalah guru di SMP Negeri 4 Bantan .
Deskripsi perencanaan tindakan
Melihat dari masalah yang tercantum pada permasalahan ini, deskripsi perencanaan tindakan yang dilaksanakan  adalah :
1.        Mengadakan pertemuan sesama  guru  untuk membahas cara membuat program pengajaran yang dipandu oleh seorang guru senior / wakil urusan kurikulum yang dilaksanakan pada awal tahun pelajaran.
2.        Mengidentifikasi jumlah RPP yang idiel harus dibuat oleh guru.
3.        Melaksanakan supervisi kedalam kelas oleh kepala sekolah atau dibantu oleh wakil kuriklum.
4.        Memberikan surat keterangan di akhir semester kepada guru yang sudah membuat rencana pelaksanaan  pengajaran. Bagi guru yang belum siap menyelesaikan program pengajarannya belum diberikan surat keterangannya sampai yang bersangkutan menyelesaikan rencana pelaksanaan pengajaran ( RPP ).
Tahapan Operasional 
1.        Semua guru dibimbing dan diarahkan  untuk membuat program pengajaran yang meliputi program tahunan, program semester, silabus, RPP
2.        Membuat jadwal supervisi akademik terhadap semua guru yang mengajar dikelas.
3.        Melaksanakan supervisi terhadap pelaksanaan pengajaran dikelas secara rutin, serta memeriksa rencana pelaksanaan pengajaran ( RPP )  terhadap guru yang disupervisi.
4.        Mengadakan konsultasi pembinaan terhadap  guru yang telah disupervisi untuk penyempurnaan pengajaran.
Pelaksanaan Tindakan
 Pelaksanaan tindakan dilakukan melalui dua siklus, dan masing masing siklus melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Tahapan kegiatan pada siklus I adalah : Perencanaan, setelah peneliti mengamati masih rendahnya motivasi guru dalam membuat rencana pelaksanaan pengajaran ( RPP ) sewaktu mau mengajar dikelas, maka peneliti membuat suatu perencanaan dalam bentuk supervisi akademis. Selama proses perencanaan peneliti melakukan beberapa tindakan, yaitu :
1.        Mengadakan rapat majlis guru yang membahas masalah tentang  , masih rendahnya persentase guru yang membuat rencana pelaksanaan pengajaran ( RPP ), serta program yang akan dilakukan oleh peneliti tentang supervisi dikelas
2.        Semua guru dibimbing dalam membuat program pengajaran dengan berpedoman pada kalender pendidikan dan standar isi
3.        Melalui rapat majlis guru, peneliti  menyampaikan aspek-aspek yang akan diamati selama proses supervisi dan mengecek  kesiapan masing-masing guru untuk dilakukan supervisi.
4.        Peneliti membuat jadwal supervisi berdasarkan kesepakatan dari semua guru yang  akan disupervisi.
5.        Pelaksanaan supervisi  siklus I dilakukan pada bulan September  2010 untuk 8 orang guru. Sedangkan untuk guru yang belum disupervisi, dilakukan pemeriksaan terhadap rencana pelaksanaan pengajaran ( RPP ) yang disusun oleh  masing –masing guru
Langkah selanjutnya setelah  perencanaan, adalah pelaksanaan supervisi akademis. Bersama dengan guru peneliti masuk kelas sesuai dengan jadwal yang telah disepakati untuk mengamati proses pengajaran. Selain mengamati proses pengajaran, peneliti juga memeriksa rencana pelaksanaan pengajaran ( RPP ) yang telah dibuat oleh guru. Setelah selesai proses pengajaran, peneliti mengajak  guru yang disupervisi  untuk membahas tentang pelaksanaan pengajaran yang sudah dikalukan.  
Observasi, Setelah dikalukan supervisi untuk 8 orang guru, peneliti melakukan observasi terhadap hasil pelaksanaan supervisi. Sedangkan untuk guru yang belum disupervisi , dilakukan observasi terhadap rencana pelaksanaan pengajaran ( RPP ) yang telah disusunnya. Dari 17 orang guru, ada 10 orang guru yang belum membuat rencana pelaksanaan pengajaran ( RPP ) sewaktu mengajar.  Sedangkan banyaknya rencana pelaksanaan pengajaran ( RPP ) yang telah disusun 100 buah dari 386 buah rencana pelaksanaan pengajaran ( RPP ) yang harus disusun  pada semester I tahun pelajaran 2010/2011
  Refleksi, Pada rapat majlis guru pada akhir  bulan September, peneliti menyampaikan kondisi dari hasil observasi terhadap pelakanaan supervisi yang telah dilakukan. Masing-masing guru diberikan kesempatan untuk menyampaikan permasalahan permasalahan sehubungan dengan pelaksanaan supervisi. Dari tanggapan guru, masih sedikitnya rencana pelaksanaan pengajaran ( RPP ) yang  telah disusun, disebabkan oleh pengaruh waktu, dan  keterbatasan kemampuan untuk  menulis dengan komputer. Selain itu guru juga belum terbiasa   disupervisi, dan pelaksanaan supervisi sebaiknya dilakukan pada waktu pagi hari.
Hasil refleksi dari siklus I dijadikan acuan untuk penyusunan perencanaan pada siklus II. Perencanaan pada siklus II adalah :
1.        Guru yang akan disupervisi terlebih dahulu dibimbing dan ditanyakan kesiapannya untuk disupervisi
2.        Pelaksanaan supervisi  siklus II dilakukan pada bulan Oktober  2010 untuk 8 orang guru. Sedangkan untuk guru yang tidak disupervisi pada siklus II, di  periksa masing-masing rencana pelaksanaan pengajaran ( RPP ) yang telah disusunnya
3.        Pelaksanaan Seperti  pada siklus I, pelaksanaan supervisi dilakukan oleh peneliti. Bersama  guru peneliti masuk kelas sesuai dengan jadwal yang telah disepakati untuk mengamati proses pengajaran. Selain mengamati proses pengajaran, peneliti juga memeriksa rencana pelaksanaan pengajaran ( RPP ) yang telah dibuat oleh guru yang disupervisi. Setelah selesai proses pengajaran, peneliti mengajak  guru yang disupervisi  untuk membahas tentang pelaksanaan pengajaran yang sudah dikalukan.  
4.        Observasi Setelah dikalukan supervisi untuk 8 orang guru, peneliti melakukan observasi terhadap hasil pelaksanaan supervisi, dan observasi terhadap rencana pelaksanaan pengajaran ( RPP ) yang telah disusunnya. Dari 17 orang guru, hanya 1 orang yang belum  memiliki rencana  pengajaran sewaktu mengajar.  Sedangkan jumlah rencana  pelaksanaan pengajaran ( RPP ) yang telah disusun untuk satu semester sudah mencapai 312 buah ( 80,8%).
5.  Refleksi Pada rapat majlis guru pada pertengahan  bulan Oktober , peneliti menyampaikan kondisi dari hasil observasi terhadap pelakanaan supervisi yang telah dilakukan. Masing-masing guru diberikan kesempatan untuk menyampaikan permasalahan permasalahan sehubungan dengan pelaksanaan supervisi. Adanya RPP yang belum dibuat oleh guru akan disiapkan semuanya sampai awal November 2010 ( sebelum pelaksanaan ujian  semester )
Setelah dilakukan supervisi terhadap guru selama  dua siklus, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
1.      Guru dapat menyelesaikan tugas pokoknya dengan baik. Apa yang dilakukan didalam kelas telah direncanakan RPP. Sehingga berdampak positif terhadap ketuntasan belajar , target pencapaian  kurikulum dan mutu pendidikan.
2.      Guru termotivasi untuk membuat rencana pelaksanaan pengajaran, karena apa yang dikerjakan diperhatikan dan dihargai oleh orang lain. Hal ini dapat dilihat dari  perbandingan jumlah guru yang membuat  RPP, sebelum dan sesudah dilakukan supervisi . Perbandingan jumlah guru maupun jumlah RPP yang telah dibuat sebelum dan sesudah dilakukan supervisi  dapat dilihat pada tabel berikut :




Tabel perbandingan jumlah guru dan jumlah RPP sebelum dan sesudah supervisi:

Guru yang membuat RPP
RPP Yang telah dibuat
Jumlah
( orang )
Persentase
( % )
Jumlah
( RPP )
Persentase
( % )
Sebelum dilakukan supervisi
7
41,2
115
29,8
Setelah dilakukan supervisi
16
94,1
312
80,8
            Sesuai dengan salah satu tujuan dari supervisi yaitu bertujuan untuk meningkatkan  kemauan (willingness) atau motivasi (motivation) guru dalam mengajar, dan menyiapkan perangkat mengajar dalam hal ini RPP,maka dari tabel diatas terlihat perbandingan jumlah guru yang membuat RPP sebelum dan sesudah supervisi.
 Jika dipersentasekan  jumlah guru yang membuat RPP  secara keseluruhan sebelum dilakukan supervisi 41,2% , sedangkan jumlah guru RPP setelah dilakukan supervisi  94,1%.  Terjadi kenaikan persentase guru yang membuat RPP sebesar 52%. Sedangkan  persentase jumlah  RPP yang telah dibuat oleh guru sebelum dilakukan supervisi untuk 1 ( satu semester )  adalah 29,8% dan setelah dilakukan supervisi 80,8%. Terjadi kenaikan persentase jumlah RPP sebesar 51%.
III. SESIMPULAN
Setelah dilakukan supervisi akademis , guru memiliki motivasi untuk membuat rencana pelaksanaan pengajaran ( RPP ) dalam mengajar.Hal ini dapat dilihat dari perbandingan persentase jumlah guru yang membuat RPP maupun jumlah RPP yang telah dibuat  sebelum dan sesudah dilakukan supervisi.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjendikdasmen.2009. Arah Pengembangan Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah: Jakarta
Mulyasa, 2010,.Menjadi Guru Profesional, Bandung, Rosda
Permen Nomor 41 Tahun 2007, tentang Standar Proses Pelaksanaan Pembelajaran, Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional.
Rooijakkers, 1991, Mengajar dengan Sukses, Jakarta,Gramedia
Sullivan, S & Glanz, J. 2005. Supervision that Improves Teaching Strategies and Techniques. Thousand Oaks, California: Corwin Press.      
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional.
Uno, B, Hamzah, 2010,Teori Motivasi dan Pengukurannya,Jakarta , Bumi Aksara,
Wiles, J. dan J. Bondi. 1986. Supervision: A Guide to Practice . Second Edition. Columbus: Charles E. Merrill Publishing Company




Tidak ada komentar:

Posting Komentar